Biji merupakan
suatu alat perkembangbiakan tumbuhan, agar biji dapat berkecambah menjadi
tumbuhan baru maka biji tersebut memerlukan air dari lingkungannya. Masuknya
air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Imbibisi merupakan peristiwa migrasi
molekul-molekul air ke suatu zat lain yang mempunyai pori-pori cukup besar
sehingga mampu melewatkan molekul-molekul air, kemudian molekul air tersebut
menetap di dalam zat tersebut. Air memegang peranan yang terpenting dalam
proses perkecambahan biji karena merupakan salah satu faktor untuk
berlangsungnya proses perkecambahan. Proses imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia
benih, permeabilitas benih dan jumlah air yang tersedia, baik air dalam bentuk
cairan maupun uap air disekitar benih (Sari, 2012).
Menurut
Salisbury dan Ross (1992), air
merupakan syarat terjadinya perkecambahan biji karena air berperan dalam :
1. Melunakkan kulit biji embrio dan endosperm mengembang
sehingga kulit biji robek.
2. Memfasilitasi masuknya O2 ke dalam biji, gas
masuk secara difusi sehingga suplai O2 pada sel hidup meningkat dan
pernafasan aktif.
3. Alat transport larutan makanan dari endosperm atau
kotiledon.
Pada dasarnya
proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi dua proses yang
berjalan bersama-sama yaitu proses difusi dan osmosis. Dikatakan proses difusi
karena air bergerak dari larutan yang lebih rendah konsentrasinya di luar biji,
masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi sedangkan
proses osmosis tidak lain terjadi karena kulit biji bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul, sehingga air dapat masuk ke dalam biji melalui pori-pori yang
ada di dalam kulit biji. Pada Imbibisi tidak ada keterlibatan membran, seperti
pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur-struktur mikroskopik
dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein dan bahan lainnya
menarik dan memegang molekul-molekul air dengan gaya tarik antar molekul.
Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh potential matrik (Tjitrosomo, 1985) Pada
proses imbibisi juga dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi larutan sama
seperti pada proses difusi dan osmosis. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya adalah (Kamil, 1979 ) :
a. Konsentrasi air
Bertambah besar
perbedaan tekanan difusi antara cairan luar dan dalam biji, bertambah cepat
penyerapan air oleh biji.
b. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke
dalam biji menimbulkan tekanan hidrostatik karena meningkatnya volume air pada
membran biji. Tekanan hidrostatik menyebabkan meningkatnya tekanan difusi air.
Hal ini menyebabkan naiknya kecepatan difusi ke luar dan menurunnya kecepatan
penyerapan air oleh biji. Kecepatan penyerapan air adalah berbanding terbalik
dengan jumlah air yang diserap terlebih dahulu oleh biji. Jadi kecepatan
penyerapan pada permulaan tinggi dan kemudian semakin lambat sejalan dengan
naiknya tekanan hidrostatik sampai tercapai keseimbangan.
c. Daya intermolekular
Daya ini
merupakan tenaga listrik, apabila tenaga ini meningkat akan menyebabkan
menurunnya tekanan difusi air dan juga berarti turunnya kecepatan penyerapan
air.
d. Luas permukaan biji yang kontak dengan air
Kecepatan
penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan. Pada keadaan
tertentu, bagian khusus pada biji dapat menyerap air lebih cepat.
e. Suhu
Apabila air
dipanaskan maka energi dipakai. Sebagian energi ini dipakai untuk meningkatkan
difusi air. Oleh sebab itu, apabila suhu ditingkatkan maka kecepatan penyerapan
juga naik sampai batas tertentu, di mana tiap 100C suhu dinaikkan
kecepatan penyerapan kira – kira dua kali lipat pada waktu permulaan.
f. Spesies dan varietas
Berhubungan
dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji.
g. Umur
Berhubungan
dengan lama penyimpanan yaitu semakin lama disimpan maka akan semakin sulit untuk menyerap air.
h. Tingkat kemasakan
Biji yang semakin masak maka kandungan airnya akan berkurang
sehingga kecepatan penyerapan airnya meningkat.
i. Komposisi kimia
Biji yang
mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat sampai tingkat tertentu
daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar minyak tinggi
tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan biji berkadar
karbohidrat tinggi.
Pada setiap
biji yang akan memulai fase perkecambahan pasti akan mengalami fase dormansi. Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri
terhadap suhu yang sangat rendah (membeku) pada musim dingin, atau
kekeringan di musim panas yang merupakan bagian penting dalam perjalanan hidup
tumbuhan tersebut. Contoh paling mudah mengenai dormansi adalah adanya kulit
biji yang keras misalnya pada biji jagung yang dapat menghalangi penyerapan baik
oksigen, air atau garam. Pada beberapa spesies, air dan oksigen tidak dapat
menembus biji tertentu karena jalan masuk dihalangi oleh sumpal seperti gabus (sumpal
strofiolar) pada lubang kecil (lekah strofiolar) di kulit biji, bila biji
digoncang-goncang kadang sumpal itu lepas sehingga dapat berlangsung
perkecambahan (Salisbury dan Ross, 1995).